Muhlisinobee

Wong Ndeso Mabur neng Negorone Taekwondo

Archive for the ‘All in one’ Category

Temple Stay di Wolchongsa (월청사)

leave a comment »

Sekitar akhir bulan Agustus yang lalu, bersamaan dengan minggu terakhir liburan musim panas (Summer vacation), saya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program 강원도 문화 큼프 atau semacam summer camp tentang kebudayaan propinsi Kangwon-Do, yang diadakan oleh universitas negeri propinsi Kangwon-Do (Universitas ini berbeda dan bukan Kangwon National University). Selama empat hari tiga malam, sekitar 15 mahasiswa asing yang berasal dari beberapa Universitas di Propinsi Kangwon-Do diperkenalkan dengan wisata budaya yang ada di Propinsi Kangwon-Do, khususnya di sekitar kota Gangneung. Kita diberikan kesempatan untuk mengunjungi beberapa tempat wisata (yang menurut saya tidak begitu berhubungan dengan budaya) seperti situs rumah kuno salah satu tokoh confusianisme Korea kuno, museum kopi, penggembalaan domba di pegunungan daerah Pyeongchang, serta sebuah taman bunga masih di daerah Pyeongchang (Cerita detail akan saya ceritakan dalam postingan terpisah). Pada hari terakhir, kita dibawa ke sebuah Kuil/temple yang bernama Wolchongsa, dan kita diperkenalkan dengan kegiatan di kuil selama satu malam dalam rangkaian kegiatan “one night temple stay”. Dalam postingan kali ini akan sedikit saya ceritakan pengalaman saya selama semalam di Wolchongsa.

ImageImage

(Atas: Gerbang masuk kuil Wolchongsa, Bawah: Kuil utama di Wolchongsa)

Kita tiba di kuil pada sore hari. Setelah meletakkan barang perlengkapan di dalam kamar kita masing-masing, kita kemudian dibawa ke ruang meeting kuil, untuk diberikan penjelasan oleh biksu, mengenai kehidupan di kuil, dan jadwal kegiatan selama tinggal di kuil kita secara detail. Kita juga diajarkan cara bersembahyang para Budhist. Secara umum, cara sembahyang orang budha mirip dengan sujud-nya orang muslim. Orang budha bersembahyang dengan sujud sebanyak 3 kali, dimana dalam setiap sujudnya ditambah dengan gerakan tangan secara khusus (saya masih belum bisa menemukan kalimat yang pas untuk menjelaskan prosesi ini). Maksud dari biksu mengajarkan sembahyang ini adalah, karena besok pagi kita akan diajak sembahyang secara langsung di kuil, bersamaan dengan sembahyang rutinnya para biksu.

Setalah acara briefing kita dpersilahkan untuk makan malam di tempat makan kuil. Karena biksu adalah vegetarian, maka menu yang disediakan di dapur pun selalu menu non-daging, termasuk menu makan malam kami, yang hanya berupa nasi, kimchi, sayur rebus dan timun goreng tepung, pikir saya, untung masih ada gorengan (meskipun gorengan timun), kalau gak ada, makan malam ini akan sangat hambar. Setelah makan malam, kita diundang untuk minum teh oleh seorang biksu yang bukan asli korea, yaitu Biksu yang berasal dari India. Biksu ini sudah tinggal selama 6 tahun di kuil Wolchongsa, dan saat ini, biksu sedang kuliah di kampus khusus biksu yang ada di kota Jeonju (informasi baru, ternyata ada Universitas khusus biksu). Dengan ditemani secangkir teh, dan Tteok-manis (camilan khas korea) dan sepotong buah pir, acara ramah-tamah malam ini berlangsung hangat. Meskipun kemampuan bahasa inggris biksu tidak begitu bagus (meskipun dia dari india), dan dengan kemampuan bahasa korea beliau yang masih terbatas, diskusi tentang kehidupan kuil dan ajaran budha secara umum, berlangsung menarik. Banyak pertanyaan dari teman-teman foreigner, mulai dari alasan yang melatarbelakangi pilihan untuk hidup sebagai biksu, suka duka menjadi biksu, sampai pertanyaan ringan seperti filosofi berjalan biksu yang “seperti selalu memegang perut”, adakah kiblat atau kota suci umat budha, sampai organisasi kuil atau umat budha di Korea. Saya sempat sedikit berbeda pendapat dengan biksu mengenai terorisme yang selalu diidentikkan dengan umat muslim (mungkin biksu tidak menyadari kalau saya umat muslim, dan kayaknya maksud dari pernyataan biksu tidak menyerang muslim, hanya saja karena pemilihan kata, dan keterbatasan bahasa, makna yang kami tangkap berbeda), dan biksu ini mengambil contoh konflik di Rohingnya. Ada beberapa teman muslim yang sedikit kecewa dengan pernyataan biksu tersebut, tetapi karena keterbatasan bahasa yang dimiliki biksu, kami pun mengurungkan niat untuk membantah secara detail tentang pandangan biksu. Ramah tamah kembali dengan obrolan ringan, hingga akhirnya kami dipersilahkan untuk kembali ke kamar masing2 untuk istirahat karena besok pagi (subuh untuk umat muslim), akan diajak bersembahyang pagi.

(Atas: Ruang tidur selama temple-stay, Bawah: Suasa sembahyang pagi hari)

Image

ImageImage

 

(Bersambung……… )

Written by muhlisinobee

September 5, 2012 at 6:38 PM

Posted in All in one

Korean Supermarket

leave a comment »

Kebetulan tadi malam, saya mengantarkan teman yang ingin berbelanja di Supermarket, biasa sebagai persediaan makanan sepanjang satu minggu ke depan. Dan seperti biasa pula, kita memilih Lotte Mart sebagai tujuan tempat belanja. Selain karena lengkap, Lotte Mart sangat dekat dengan kampus, dan bisa dijangkau sekitar 10 menit dengan jalan kaki dari Asrama. Lotte Mart merupakan salah satu Supermarket terbesar di Korea (Milik Lotte Group), disamping beberapa Supermarket lainnya seperti Home Plus dan E-Mart. Dengar-dengar, Lotte Mart sudah mengepakkan sayapnya sampai ke Indonesia, yaitu dengan membeli Makro (??). Anyway, meskipun sudah sangat sering ke Lotte Mart, tetapi kemaren saya baru sadar bahwa banyak sekali hal unik yang bisa kita temukan di Lotte Mart, dan mungkin tidak ada di Supermarket di Indonesia, dan mungkin juga suatu saat saya akan sangat merindukan suasana Supermarket ini. Jadi semalam, berbekal kamera HP, saya sempat potret sana-sini, berbagai sudut Lotte Mart yang saya rasa unik.

  

  

Salah satu hal yang menarik adalah, adanya sudut diskon snack. Snack berbagai merek, baik itu yang sejenis ataupun lain jenis, di-pack jadi satu dan dibandrol dengan harga yang relative murah. Snack ini termasuk, cake kemasan, roti kering, cokelat, bahkan camilan. Banderol harga di bagi menjadi 3, seperti terlihat di gambar. Sangat menggoda mata memang ^^. Selain diskon makanan ringan, salah satu yang menarik perhatian saya adalah beberapa buah semangka dan melon yang ditempatkan bersama dengan sayuran. Pastinya, bukan karena bentuknya ataupun rasanya, karena semangka dan melon merupakan buah yang sangat umum dan mudah dijumpai di Indonesia. Hal yang menarik adalah harganya. Satu buah Semangka, dengan ukuran kecil (dibandingkan dengan ukuran rata2 semangka di Indonesia) dibanderol dengan harga 29.000 won, tinggal dikalikan Rp 8,- saja. Bisa lebih dari 200rb rupiah. Sedangkan melon, dengan ukuran separuh ukuran semangka dibanderol dengan harga 19.500 won (sekitar 150rb rupiah). Hm… sangat mahal sekali bagi seorang mahasiswa yang berasal dari negara tropis dimana semangka bisa dijangkau dengan harga sangat murah (apalagi saata musin panen ^^).

  

  

Sebagai seorang yang menekuni bidang meat science dan meat product, sudut makanan yang ada di Lotte Mart tidak lepas dari jepretan kamera. Bukannya karena ingin merasakan produk-produk daging (mayoritas mengandung pork, jadi tidak bisa dimakan), tetapi lebih pada kekaguman pada variasi, cara pengemasan, serta penataan produk-produk tersebut. Kemasan yang menarik, penataan yang rapi, dan teratur. Sudut mie instant juga sangat rapi penataannya, mulai dari puluhan macam mie-cup instant, maupun mie konvensional (seperti Indomie rebud di Indonesia). Semua tertata rapi dan sangat enak dipandang mata… ^^

Written by muhlisinobee

March 20, 2012 at 5:58 PM

Posted in All in one

The Color of Friendships-For you who really love your friend in whoever they are

leave a comment »

Once upon a time the colors of the world started to quarrel. All claimed that they were the best. The most important. The most useful. The favorite.

Green said: “Clearly I am the most important. I am the sign of life and of hope. I was chosen for grass, trees and leaves. Without me, all animals would die. Look over the countryside and you will see that I am in the majority.”

Blue interrupted: “You only think about the earth, but consider the sky and the sea. It is the water that is the basis of life and drawn up by the clouds from the deep sea. The sky gives space and peace and serenity. Without my peace, you would all be nothing.”

Yellow chuckled: “You are all so serious. I bring laughter, gaiety, and warmth into the world. The sun is yellow, the moon is yellow, the stars are yellow. Every time you look at a sunflower, the whole world starts to smile. Without me there would be no fun.”

Orange started next to blow her trumpet: “I am the color of health and strength. I may be scarce, but I am precious for I serve the needs of human life. I carry the most important vitamins. Think of carrots, pumpkins, oranges, mangoes, and papayas. I don’t hang around all the time, but when I fill the sky at sunrise or sunset, my beauty is so striking that no one gives another thought to any of you.”

Red could stand it no longer he shouted out: “I am the ruler of all of you. I am blood – life’s blood! I am the color of danger and of bravery. I am willing to fight for a cause. I bring fire into the blood. Without me, the earth would be as empty as the moon. I am the color of passion and of love, the red rose, the poinsettia and the poppy.”

Purple rose up to his full height: He was very tall and spoke with great pomp: “I am the color of royalty and power. Kings, chiefs, and bishops have always chosen me for I am the sign of authority and wisdom. People do not question me! They listen and obey.”

Finally Indigo spoke, much more quietly than all the others, but with just as much determination: “Think of me. I am the color of silence. You hardly notice me, but without me you all become superficial. I represent thought and reflection, twilight and deep water. You need me for balance and contrast, for prayer and inner peace.”

And so the colors went on boasting, each convinced of his or her own superiority. Their quarreling became louder and louder. Suddenly there was a startling flash of bright lightening thunder rolled and boomed. Rain started to pour down relentlessly. The colors crouched down in fear, drawing close to one another for comfort.

In the midst of the clamor, rain began to speak: “You foolish colors, fighting amongst yourselves, each trying to dominate the rest. Don’t you know that you were each made for a special purpose, unique and different? Join hands with one another and come to me.” Doing as they were told, the colors united and joined hands.

The rain continued: “From now on, when it rains, each of you will stretch across the sky in a great bow of color as a reminder that you can all live in peace. The Rainbow is a sign of hope for tomorrow.” And so, whenever a good rain washes the world, and a Rainbow appears in the sky, let us remember to appreciate one another.

(http://inspirationalstories.com/1/102.html)

Written by muhlisinobee

December 4, 2011 at 4:12 PM

Posted in All in one

A thousand color (Part 1)

with 2 comments

What is on your mind when you see above picture?? “Wow….”, “How did you make it”, “Wah…. How many birds are there??”…. Yups…. those are three most common comments when I saw this picture for my friend. Don’t you know?? I did not make it by myself, one of my friend gave it to me, on Mei 10, 2011 on my 25th birthday. My friend’s name is Jeki trimarstuti, she is doing a year Korean Language program in Hallym University. She is really a good friend and good teacher for me. We are same in age, we have same hobby, we have same background, and most important thing is we grown in same era.

Anyway, What I want to share is not the story about my special birth day gift -A thousand color birds-, but I want to share about what is inside those birds. In every bird, Jeki wrote one word, so since the birds are a thousand, there are also a thousand words inside. Every day, she asked me to open one word, and feel the spirit of the words. Hm…. really nice idea actually, and really thanks to Jeki for giving me this extraordinary gift.

Fortunately, my graduation day of my Ph.D is 1000 days left, so I opened the birds, one by one also as a counting down. Every day, I open 1 word and I post in facebook, I found the meaning of the word in oxford dictionary website, and I found several quotes containing this word. So, What I want to share here is, the words I opened every day, and the quotes I found also. Enjoy…. Hopefully, you will get new spirit as what my  friend wish me to have after open the birds.

999. Deep (… extending far down from the top of surface…)

998. ‎Symphony (…. a composition of different elements….)

‎997. Majesty (…. impressive beauty, scale or stateliness….)

996. Retro (…. denoting action that is directed backwards or is reciprocal….)

995. Rich (…. existing in plentiful quantities; interesting because full of variety….)

994. ‎Sweet (…. having the pleasant taste characteristic of sugar or honey; highly satisfying or gratifying; charming and endearing; dear; beloved…. )

993. Invoke (…. call on (a deity or spirit ) in prayer, as a witness, or for inspiration; cite or appeal to (someone or something) as an authority for an action or in support of an argument…. )

992. Adhere (…. stick fast to a surface or substance; believe in and follow the practices of…. )

991. Purpose (…. the reason for which something is done or created or for which something exists…. )

990. Tranquil (…. calm; free from disturbance…. )

(To be continued)

Written by muhlisinobee

December 4, 2011 at 3:58 PM

Posted in All in one

비빔국수 (Bibimguksu)-The addicting Korean cold-spicy-noodles

leave a comment »

Starting from last Summer (2010), this Korean cold spicy noodles called “비빔국수 (Bibimguksu)” had became one of my favorite Korean dish. I know this food from my Lab Mate, they suggested me to try this food and they promised me that i would not regret with it’s taste. And….. finally yup!!!… Really-really delicious. only with 4500 won for normal size, or if you want you can pay 500 won more for big size. The noodle is in white color, added with Korean spices (고주장) and Korean dried pepper (고줏가루). After mixed with all the spices, the color changed into hot-red color. Added with sliced carrot, sliced cucumber, sliced green pepper and sliced fried-egg, the taste become more various. I think before serving, this food were added with vinegar and sesame.

Hm…. yummmy. But, even though you can order the none-spices one, but in general it original taste is spicy, so beware. At the beginning, I still were not familiar with the hot-spicy taste, too spicy I thought, But nowadays I always order the most spicy one. I still don’t have the picture of this restaurant. Next time, I’ll take and upload here…

Written by muhlisinobee

December 3, 2011 at 11:20 AM

Posted in All in one, Food

The Happiness of Making other People Happy

leave a comment »

Several days ago, like usual, I browsed internet for finding an inspiration English story for my Korean friend 서동호 (Soe dong ho). He want to study English (reading), so whenever i have free time, I allocate 10 t0 30 minutes to find English story for him. And two days ago, I found really touchy-inspiring story related with the happiness. What moral that i have got from this story is, by making other people happy we will get a doubled-happiness. Honestly, this moral thought had already on my life principal and I experienced the truth of this thought. So, when I read this story, no doubt, I 100% agreed with the moral on it. Really-really nice story. Here it is, I copied this dtory from the original website: www.shabbir.com/jokes/inspiring/insphappiness.html

HAPPINESS”

 Two men, both seriously ill, occupied the same hospital room. One man was allowed to sit up in his bed for an hour each afternoon to help drain the fluid from his lungs. His bed was next to the room’s only window. The other man had to spend all his time flat on his back. The men talked for hours on end. They spoke of their wives and families, their homes, their jobs, their involvement in the military service where they had been on vacation.

Every afternoon when the man in the bed by the window could sit up he would pass the time by describing to his roommate all the things he could see outside the window. The man in the other bed began to live for those one hour periods where his life would be broadened and enlivened by all the activity and color of the world outside.

The window overlooked a park with a lovely lake. Ducks and swans played on the water while children sailed their model boats. Young lovers walked arm in arm amidst flowers of every color of the rainbow. Grand old trees graced the landscape, and a fine view of the city skyline could be seen in the distance. As the man by the window described all this in exquisite detail, the man on the other side of the room would close his eyes and imagine the scene. One warm afternoon the man by the window described a parade passing by. Although the other man couldn’t hear the band he could see it in his mind’s eye as the gentleman by the window portrayed it with descriptive words.

Days and weeks passed.

One morning, the day nurse arrived to bring water for their baths only to find the lifeless body of the man by the window, who had died peacefully in his sleep. She was saddened and called the hospital attendants to take the body away. As soon as it seemed appropriate, the other man asked if he could be moved next to the window. The nurse was happy to make the switch, and after making sure he was comfortable, she left him alone. Slowly, painfully, he propped himself up on one elbow to take his first look at the world outside. Finally, he would have the joy of seeing it for himself.

He strained to slowly turn to look out the window beside the bed. It faced a blank wall. The man asked the nurse what could have compelled his deceased roommate who had described such wonderful things outside this window. The nurse responded that the man was blind and could not even see the wall. She said, “Perhaps he just wanted to encourage you.”

Epilogue…There is tremendous happiness in making others happy, despite our own situations. Shared grief is half the sorrow, but happiness when shared, is doubled. If you want to feel rich, just count all of the things you have that money can’t buy.

“SOMETIMES TO FACE YOUR FUTURE YOU HAVE TO LET GO OF YOUR PAST.”

Written by muhlisinobee

December 3, 2011 at 1:43 AM

Posted in All in one

2 Mei 2011. Suasana kampus saat cuaca mulai menghangat

leave a comment »

Seperti biasa, setiap senin siang saya harus pergi ke Fakultas Sastra, karena semester ini saya mengambil Korean class level 3. Dan seperti biasa pula, karena kelas dimulai pukul 13:30 (dekat dengan jam makan siang), saya menunda makan siang menjadi sekitar jam 13:00 (setelah sholat dhuhur), sekalian jalan ke fakultas sastra yang mana lokasinya cukup jauh dari Lab dan searah dengan kantin kampus.

Hari ini, saya merasakan suasana yang berbeda. Sinar matahari dan udara hangat menyelimuti sudut kampus, setelah lebih dari seminggu mendung menutup langit chuncheon dan udara musim dingin yang masih belum hilang sepenuhnya. Berpasang-pasang mahasiswa duduk di tengah lapangan bola (rumput sintetis) dan di pinggir lapangan, hanya untuk sekedar menikmati sinar matahari sambil bercengkerama dengan teman, atau bahkan ada pula yang sambil membaca-baca buku pelajaran. Mereka seakan tidak ingin melewatkan kesempatan langka bisa merasakan udara hangat di Chuncheon. Ya, udara hangat memang langka di Kota Chuncheon, malahan ada sebutan bahwa di Chuncheon hanya ada 2 musim, dingin dan panas. Saat musim dingin, Chuncheon menjadi salah satu kota paling dingin di Korea selatan, dan sebaliknya saat musim panas, justru menjadi kota yang relatif panas bila dibandingkan dengan kota lain di bagian utara dari Korea selatan.

Setelah melewati Lapangan sepak bola, semakin banyak mahasiswa yang terlihat di tempat-tempat duduk di kanan-kiri jalan dan di taman pinggiran lapangan sepak bola. Dengan alasan yang sama pastinya, yaitu merasakan udara hangat, sebelum udara panas menyengat saat summer tiba. Mahasiswa yang lain tampak bergerombol berjalan pelan, menuju ke kelas, atau menuju ke asrama setelah selesai kuliah.

(Suasana di KNU avenue saat musim semi)

(Suasana musim semi di depan Fakultas Sastra KNU-captured from toilet 4th floor).

Sebelum masuk ke kelas, saya sempatkan ke kamar kecil yang ada di lantai 4. Kamar kecil di Fakultas sastra lantai 4, merupakan salah satu toilet favorit saya di Seputaran KNU. Selain bersih, wangi, pencahayaan cukup, tenang, dan view yang bagus dari jendela kecil di ujung toilet, hal yang paling menarik menurut saya adalah adanya musik klasik yang secara otomatis diputar saat ada sensor panas dari seseorang yang memasuki toilet tersebut. Lagu klasik akan muncul bersamaan dengan lampu yang menyala secara otomatis. Sangat jauh berbeda dibandingkan dengan toilet di kampus saya, atau bahkan bisa dibilang hampir sama atau malah bisa lebih bagus dibandingkan dengan beberapa mall di Jogjakarta. Ukurannya memang tidak besar, tetapi fasilitas serta kebersihan bisa disejajarkan dengan mall di Indonesia, bahkan ironinya jauh lebih bersih bila dibandingkan dengan toilet di Bandar udara Ngurah Rai Denpasar, yang konon katanya menjadi gerbang Indonesia bagi turis asing. Seandainya kekayaan negara Indonesia tidak habis karena di-korupsi oleh para pejabat, maka bukan hal yang sulit bagi negara dengan kekayaan alam melimpah, untuk sekedar memperbaiki atau merenovasi toilet di tempat-tempat strategis dan penting, seperti halnya di bandar udara. Pekerjaan rumah bagi pemerintah Indonesia, untuk setidaknya memperhatikan hal remeh-temeh seperti toilet di fasilitas umum, logikanya bagaimana mungkin bisa menyelesaikan dan mengatur hal-hal besar apabila hal kecil saja (tetapi sifatnya fundamental) belum bisa diwujudkan.

Saking suka-nya dengan suasana toilet di  Fakultas sastra, saya sempat mengambil beberapa foto tadi pagi.

(Wastafel di Toilet Fakultas Sastra KNU)

(Toilet Fakultas Sastra KNU)

Today’s quote:

“Saat berusaha menciptakan hal besar dan spektakuler, mulailah menghargai hal-hal kecil yang sering dianggap remeh-temeh atau tidak penting, bisa jadi satu hal besar tersebut merupakan kumpulan puzzle-puzzle dari hal kecil yang sering dianggap tidak penting”

Written by muhlisinobee

May 2, 2011 at 10:45 AM

Posted in All in one

1 Mei 2011. Langkah awal seadanya, sebagai permulaan satu hal besar.

leave a comment »

Bulan Mei, diawali dengan lembur di Lab (meskipun hari minggu). Hari ini ada analisis, tentang Dalkgalbi (닭갈비), salah satu makanan khas kota tempat tinggalku sekarang, Chuncheon (춘천). Tidak lembur seharian sih sebenarnya, soalnya tadi pagi sempat ke Rumah sakit bersama dengan teman2 Indonesia di Chuncheon, untuk menjenguk teman pekerja (TKI) kenalan saya, yang baru mendapat musibah kecelakan kerja kemarin siang.

Jam 13:00, sesuai dengan perjanjian dengan yang telah disepakati dengan Undergraduate students anggota lab saya, kami memulai analisis hari ini. Bukan analisis yang rumit sih sebenernya, hanya banyak hal yang harus dikerjakan, mulai dari persiapan samplem masak dalkgalbi untuk sensory evaluation, chemical analysis, dsb.

Jam 19:00 makan malam, dan menunya adalah…. 비빔국수 (Mie-pedas), secara tidak langsung, itu adalah menu favorite junior-junior di Lab. Hari ini, cukup melelahkan, sehingga tidak banyak yang bisa saya tulis di sini. Saya rasa cukup usebagai realisasi dari niat awal untuk menghidupkan blog lagi..:) Sudah jam 12:30, roomate juga sudah tidur, tidak enak kalo lampu masih menyala terlalu lama…. (to be continued)
(Dalkgalbi)

Today’s quote:

” Berlari dan melompat selalu diawali dengan langkah-langkah kecil, pembangunan gedung pencakar langit diawali dengan mencampur kerikil-kerikil kecil, pembentukan mahluk hidup dengan wujud dan kesempurnaan-nya diawali dengan pembentukan sel-sel berukuran mikro, planet-antariksa-dan semesta alam tersusun dengan ikatan antar partikel atom yang super kecil, dan begitulah adanya, tindakan besar ada dan terjadi karena diawali dengan langkah-langkah kecil”

Written by muhlisinobee

May 1, 2011 at 3:36 PM

Posted in All in one

Anggap saja prolog

leave a comment »

Beberapa hari yang lalu, saya secara tidak sengaja melihat iklan sebuah merek kamera di KBS TV. Iklan kamera tersebut menggalakkan gerakan “one-day one-pic”, semacam ajakan untuk minimal mengambil satu foto setiap harinya. Meskipun, maksud dari gerakan tersebut adalah untuk memacu penjualan kamera yang bersangkutan, tetapi sebenarnya, bisa juga dilakukan setiap orang, tidak terbatas dengan merek kamera tertentu. Setelah dipikir-pikir, kayak asyik juga mencoba mengikuti ajakan iklan tersebut. Selain memang hobby ambil gambar (bukan untuk tujuan profesional, hanya untuk koleksi pribadi, kenang2an akan suatu kegiatan), dengan kebiasaan tersebut juga akan lebih menghidupkan blog ini (karena, kegiatan “one-day-one-pic saya ikuti dengan one-upload-one-post). sekali dayung, dua-tiga pulau terlampaui. Selain menyalurkan hobby, ambil foto, bisa juga sebagai ajang belajar menulis, sekalian membuat catatan perjalan hidup sehari-hari.

Written by muhlisinobee

May 1, 2011 at 3:08 PM

Posted in All in one

CMIIW, IMHO, dkk, artinya apaan ya??

leave a comment »

Mungkin sebagian besar dari kita, sering menemukan adanya singkatan2 seperti IMHO, LOL, FYI, ASAP, CMIIW, dll, baik di dalam email yang kita terima, postingan di mailing-list, atau sering juga kita temui saat kita chatting dengan orang lain. Sebagian orang mungkin sudah tahu kepanjangan dari singkatan2 tersebut, tapi bagi sebagian orang lagi (seperti saya) mungkin masih belum mengetahui. Setelah beberapa saat browsing di paman google, akhirnya menemukan juga artinya/kepanjangan dari akronim2 tersebut. Berikut beberapa singkatan yang saya rasa paling sering dipakai dan paling familiar dengan keseharian kita….

1. CMIIW= Correct Me If I’m Wrong

IMHO = In My Humble Opinion,

ASAP : As Soon As Possible,

BTW : By The Way,

FWIW : For What It’s Worth,

FYI : For Your Information, or For Your Interest = informasi untuk kamu,

ROTFL : Rolling On the Floor Laughing; writing is very funny,

OIC : Oh, I see,

AKA=Also Known As,

LOL=Laughing Out Loud

Tidak banyak yang saya tulis, minimal beberapa singkatan yang menurut saya paling sering muncul. Kalau ada yang mau nambahin silahkan… 😀

Written by muhlisinobee

February 17, 2011 at 7:13 AM

Posted in All in one